Al laily Fi Amanillah: Syair Al Bukhturi

اسم : سدرة الليلي 12310076

المشريف : أحمد خليل الماجستير

AL BUKHTURI

Al bukhturi hidup pada masa abasiyah yang ke 2 dia adalah abu ubaid walid al tho’i, ayahnya dari tho’i ibunya dari bani syaibani , kata al bukhturi itu dinisbatkan kepada kakeknya yaitu Bukhtur .

AL bukhturi adalah orang termasyhur dalam bersyair sesudah abu nawas, ciri ciri dari Al bukhturi beliau berjenggot panjang dan berwarna coklat. Beliau dilahirkan di manbij tahun 206 H di utara timur, ditengah tengah badui qabilah thaiy dekat dengan pantai furat, beliau dibesarkan ditengah tengah mereka sehingga beliau meninggal di manbij tahun 284 H.

Sebelumnya al bukhturi pernah berkhidmah di irak kepada al mutawaqqil dan that bin al khulkan sampai kedunya terbunuh , dan kembalilah al bukhturi ke manbij sehingga bukhturi meniggal di manbij .

Syair ketika al bukhturi memuji amirul mukminah al mutawakkil [1]

بسرمن رالنا إمام تغرف من بحر البحار

خليفة يرتجى ويخشى كأنه جنسة ونار

كالت يديه تفيضسحا كأنها ضرة تغار

فليس تأني الميين شيأ إلا أنت مثله اليسار

فااملك فيه وفي بنيه مااختلف الليل و النهار

Kelebihan dan kekurangan

Karna seorang penyair ini di besarkan ditengah tengah orang badui maka Beliau fasih dalam berbahasa arab, kata kata nya sopan, halus, indah dalam ber imajinasi susunanya baik dan kata katanya tajam lancar seakan akan air yang mengalir , baik dengan segala tujuan oleh karena itu beliau dianggap penyair haqiqi oleh para udaba’ karena mudah dan halusnya kata kata beliau maka syair syairnya banyak dijadikan nyanyian pada waktu itu.ada kumpulan kumpulan syair yang dicetak dalam 2 jilid dicetak di istambul dan ditempat lain. Diantara syair syairnya yang terbagus perkataannya [2]

دنوت تواضعاعلوت J مجدافشأناك انحدار وارتفاع

كذاك الشمس تبعدأن تسامى J وبدنوالضوء منها والشعاع

tapi disamping kefasihannya beliau termasuk orang yang kikir sangat kikir beliau tidak hanya kikir kepada orang lain tetapi beliau juga bakhil kepada dirinya sendiri sehingga beliau bajunya tidak seperti para penyair yang terkenal al bukhturi mempunyai bajunya yang terbatas dan bukhturi juga sombong selalu membangga banggakan syairnya .

Ketika beliau ta’jub dengan syairnya beliau berkata :

أحسنت والله , ويقول للمستمعين : ما لكم لاتقولون أحسنت؟هذا والله مالايحسن أحد أننيقول مثله.

(Bukankah aku baik demi tuhan ? dan beliau berkata kepada para pendengarnya

Kenapa kalian tidak mengatakan : “engkau baik” . demi tuhan syair ini tidak ada yang menyerupai kebagusannya .)

Syairnya

Banyak orang berpendapat bahwa sesudah abu nawas bukhturilah penyair yang pantas disebut ahli penyair , tidak ada yang menyerupai ke indahan syairnya setelah abu nawas.

Al bukhtury pernah menyukai wanita cantik dari negara halbi wanita itu bernama ulwah karna cintanya kepada ulwah beliau meninggalkan manbij dan pergi ke halbi, dan banyak puisi yang mengungkapkan tentang halbi . suatu ketika bukhturi cemburu dengan temanya sendiri yaitu zifafa ternyata temannya juga mencintai ulwah.

Syair ini adalah sebagian dari kecemburuannya [3]

نبئتها زوجت أخا خنث أغن رطب الأطراف لينها

Diantara diwan al bukhturi yaitu al madah , al ghazal , al hija’ al wasaf tapi dari semua itu AL bukhturi lebih kepada al madahnya.

Salah satu al wasf al bukhturi kepada ja’far [4]

يا من رأى البركة الحسناء رؤيتهـــــــــــا
والآنسات اذا لاحت مغانيهــــــــــــــا
كأن جنّ سليمــــــــان الذين ولــــــوا
ابدعهــــا فـــــــادقوا في معانيهــــا
تنصبّ فيها وفود المـــــــاء معجلـــــة
كالخيل جــــــــارية من حبل مجريهــــا

Al madah al bukhturi[5] :

يا ابن عم النبي حقاً، ويا ازكى قريش: نفساً، وديناً، وعرضا
بنت بالفضل والعلّو فاصبحت سماء، واصبح الناس ارضــا
وارى المجدبين عارفة منك ترجى، وعزمةٍ منك تُمضـــى

Kemudian al Buhturiy pergi ke Hamshin, di sana dia bertemu dengan Abu Tamam dan berguru kepadanya. Diceritakan ada seseorang berkata kepada al Buhturiy, "Engkau lebih piawai dalam pembuatan syair daripada Abu Tamam." Sehingga al bukhturi dikasih uang 4 dirham dan rantai emas Lalu dengan cepat al Buhturiy menjawab, "Kalau tidak karena Abu Tamam maka tidak mungkin aku akan makan roti. Abu Tamam adalah guru besar kita." Dan ketika Abu al-‘A’la al-Ma’arri ditanya tentang al-Buhtury dia berkata, “Siapakah yang ahli sya’ir di antara tiga orang ini, Abu Tammam, al-Buhturi, ataukah al-Mutanabbi?” Ia menjawab, “Abu Tamam dan al-Mutanabbi keduanya adalah para pilosof; sedangkan yang penyair adalah al-Buhturi”.

[6]al bukhturi mengadakan pertemuan dengan abu tamam sebagai titik balik dalam hidupnya ,abu tamam memberi perawatan dan perhatian dengan sentuhan puitis dan itu milik suku thay’I abu tamam. oleh karena itu abu tamam berkata kepada bukhturi, Abu Tammam: Anda dan Pangeran penyair dibangun setelah saya.