بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kamis, 07 Mei 2015

MAKALAH STUDI HADIS MENGENAL SEJARAH PERAWI HADIS






MAKALAH STUDI HADIS 
MENGENAL SEJARAH  PERAWI HADIS 

Dosen pembimbing :
Drs.M. AUNUL HAKIM,M.H


Description: C:\Users\o\Downloads\UIN Malang.JPG

Oleh : Sidrotul Laily ( 12310076)


BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MALANG
2014




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ...........................................................................................................  i
DAFTAR ISI  ……….............................................................................................................  ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang Masalah ............................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah ……………………………………..…………….…………......   2
C.      Tujuan Penulisan ......................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
              2.1. Definisi ilmu hadis …………………………………………………….…..……3
              2.2. Sejarah Perawi hadis …………………………………………………………....4
             
           A.Imam Malik bin Ana……….……..............................................................................3
           B.Ahmad bin Muhammad bin Hanbal  …………………….………………............. .  5
           C.Imam Bukhari …………………………………….……………………..........…. .   6
           D.Imam Muslim ……………………………………………………………….…….   7
           E. Imam An-Nasa’i………………………………………………………………..… . 8
           F.Abu Dawud ……………………… .. . . . ……………………………..………..….  8
           G. At-Tirmidzi   ………………………...……….……..…………………………...   10
           H.Ibnu Majah…………………………………………………………………….…...10
           I .Abu Hurairah………………………………………………………………….…....11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................12
          Kesimpulan………………………………………………………………………….12
          Saran……………………………………………………………………………….…12
DAFTAR PUSTAKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih sayang yang telah kami terima, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang bearti.
Makalah yang berjudul Sejarah Para Perawi Hadis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadis. Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih tiada terhingga kepada:
1.    Drs.M.AUNUL HAKIM,M.H Selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas jasa baik tersebut, penyusun hanya mampu berdoa, semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai amal kebaikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan, demi perbaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini membawa manfaat.Amin.


                                                                                                          Malang, 13 Mei 2014

                                                                                                                          Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

     Umat Islam mengalami kemajuan pada zaman kalsik (650-1250). Dalam sejarah, puncak kemajuan ini terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. Pada masa ini telah hidup ulama besar, yang tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqih, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah maupun bidang pengetahuan lainnya1. Berdasarkan bukti histories ini menggambarka bahwa periwayatan dan perkembangan pengetahuan hadits berjalan seiirng dengan perkembangan pengetahuan lainnya.
      Menatap prespektif keilmuan hadis, sungguh pun ajaran hadis telah ikut mendorong kemajuan umat Islam. Sebab hadits Nabi, sebagaimana halnya Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut pengetahuan.
      Dengan demikian prespektif keilmuan hadits, justru menyebabkan kemajuan umat Islam. Bahkan suatu kenyataan yang tidak boleh luput dari perhatian, adalah sebab-sebab dimana al-Qur’an diturunkan. Bertolak dari kenyataan ini, Dalam dunia pengetahuan tentang agama Islam, sebenarnya benih metode sosio-historis telah ada pengikutsertaan pengetahuan asbab al nuul (sebab-sebab wahyu diturunakan) untuk memahami al-Qur’an, dan asbab al-wurud (sebab-sebab hadits diucapkan) untuk memahami al-Sunnah.
       Meskipun asbab al-Nuzul dan asbab al –Wurud terbatas pada peristiwa dan pertanyaan yang                mendahului nuzul (turun) Al-Qur’an dan wurud (disampaikannya) hadits, tetapi kenyataannya justru tercipta suasana keilmuan pada hadits Nabi SAW. Tak heran jika pada saat ini muncul berbagai ilmu hadits serta cabang-cabangnya untuk memahami hadits Nabi, sehingga As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua dapat dipahami serta diamalkan oleh umat Islam sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasulullah. Disini saya akan memaparkan sedikit tentang sejarah perawi perawi hadits yang termashur dalam hadits, yang meliputi sejarah perawi dan berapa hadits yang sudah diriwayatkan.







B.     Rumusan Masalah
2.1 Apa pengertian hadits secara etimologi dan terminologis ?
2.2 Bagaimanakah sejarah perawi hadits?


C.     Tujuan Pembahasan
3.1 memahami makna hadits secara etimologi dan terminologis .
3.2 memahami sejarah perawi hadits.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Hadis
A.    Pengertian hadis secara etimologi menurut Ibn Manzhur, kata ‘hadis’ berasal dari bahsa arab, yaitu al hadits jamaknya al hadits, al haditsan, dan al hudtsan.secara etimologi, kata ini memiliki banyak arti, di antaranya al jadid (yang baru) lawan dari al qadim (yang lama), dan al khabar, yang berarti kabar atau berita[1].
Dalam Al Qur’an kata hadis digunakan sebanyak 23 kali berikut ini beberapa contohnya.
a.       Komunikasi religius risalah atau al qur’an Allah SWT.berfirman
الله نزل احسن الحديث كتبا        (الزمر : 23 )
Allah ta’ala menurunkan secara bertahap hadis (risalah) yang paling baik dalam bentuk kitab.(Q.S. Az zumar 39)

b.      Kisah historis Allah SWT. Berfirman
وهل اتك حديث موسى          (طه :  9 )
Apakah telah sampai kepadamu hadits (kisah) musa ? (Q.S. Thaha : 9)

B. Pengertian hadis secara terminologis
Secara terminologis, para ulama, baik muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda.perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan pleh terbatas dan luasnya objek tinjauan masing masing, yang tertentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya[2].

كل ما أثرعن النبي صلى الله عليه و سلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة خلقية أوخلقية.
Segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi saw., baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat sifat maupun hal ihwal nabi[3].

2.2 Sejarah perawi hadis
Adapun  para imam penghimpun hadis itu ada delapan perawi

A.     IMAM MALIK BIN ANAS (94-179  H)
     Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tanggal 94 H 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.
     Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
dengan demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya.  demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan.
Kesungguhannya dalam menekuni agama islam telah menjadikan imam malik sebagai seorang panutan di bidang fiqih dan

hadis. Bahkan, dalam bidang fiqih, ia dikenal sebagai pendiri salah satu mazhab fiqih yaitu mazhab Maliki.
Imam malik memiliki budi pekerti yang luhur, sopan santun, lemah lembut, mengasihi fakir miskin dan gemar memberikan bantuan kepada orang lain. Mengenal sikap pribadi dan kepandaian Imam Malik, beberapa tokoh terutama oleh An-Nasa’i mengatakan bahwa “ pada sisiku tidak ada orang yang lebih pandai dari Malik.dia orang yang mulia yang dapat dipercaya serta paling jujur.” Bahkan, Imam syafi’i mengatakan bahwa Malik adalah hujjatullah atas makhluknya sudah tabi’in. Setaelah 60 tahun mencurahkan tenaga, harta benda , dan pikirannya kepada khalayak ramai tentang ilmu islam, pada hari Ahad tanggal 10 Rabiul awal 179 H/798 M. Imam malik kembali ke rahmatullah dengan tenang, dalam usia 87 tahun.Kitab  Al-muwattha’ merupakan karya monumental Imam malik dalam bidang hadis. Tampaknya, Imam malik mengumpulkan banyak sekali bahan dan memilih beberapa ribu hadis yang dituangkan dalam kitabnya tersebut.jumlah hadis yang terdapat dalam kitab Al-muwatha’ adalah 1.726, yang terdiri dari 600 hadis marfu’ 613 hadis mauquf 285 hadis maqtu’, dan 28 hadis  mursal.nasib kebanyakan kitab ini tidak diketahui. Namun Imam Malik termshur karena mazhab pemikirannya, kepribadiannya, keulaan dan kitab al muwhatta’.
   B . AHMAD BIN MUHAMMAD BIN HANBAL  (164-241)
     Imam Ahmad, (nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin hilal bin Asad Asy-Syaibani Al-marwazi, dikenal juga sebagai Imam Hanbali) lahir di Marw ( saat ini bernama Mary di turmenistan, utara Afghanistan dan utara Iran ) pada tanggal 20 Rabiul Awal 164 H/ 781 M dan wafat pada tahun 241 H di kota Baghdad, Irak.
    Ia telah mempelajari hadis sejak kecil dan untuk mempelajari hadis ini, ia pernah pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz , Yaman, dan negara negara lainnya sehingga ia menjadi tokoh ulama yang bertaqwa, saleh,dan zuhud. Abu zur’ah mengatakan bahwa kitab Ahmad bin Hanbal yang sebanyak 12 buah sudah hapal di luar kepala .Ia menghapal sampai sejuta hadis. Imam Syafi’i mengatakan tentang diri Imam Ahmad sebagai berikut, “ setelah saya keluar dari Baghdad, tidak ada
orang yang saya tinggalkan di sana yang lebih terpuji, lebih saleh, dan lebih berilmu dari pada Ahmad bin Hanbal” [4]



Imam Ahmad bin Hanbal telah menyusun sebuah Musnad , yang di dalamnya terdapat hadis-hadis yang tidak ditemukan oleh orang lain. Musnad Ahmad bin Hanbal ini terdiri dari 6 jilid yang memuat tidak kurang dari 30.000-40.000 hadis yang telah ia seleksi dari 75.000 hadis.

C.  IMAM  BUKHORI  (194-256)
     Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-ja’fi bin Bardizbah Al-bukhori. Ia dilahirkan bulan syawwal  194 H di negeri Bukhari. Uzbekistan, Asia tengah sehingga lebih dikenal dengan nama Al-Bukhari.ia sangat alim di bidang hadis dan telah menyusun sebuah kitab yang kesahihannya disepakati oleh umat Islam dari zaman dahulu hingga sekarang. Imam bukhori dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama.
     Dalam kitab Ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayah Al-Bukhari dikenal sebagai orang yang wara’ dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang bersifat Syubhat (ragu-ragu) hukumnya , terlebih hal yang haram. Ia seorang ulama bermazhab Maliki dan murid Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fih. Ia wafat ketika bukhori  masih kecil.
    Imam Bukhori syek Ad-Dakhili, ulama ahli hadis yang masyhur di bukhoro . pada usia 16 tahun, bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci, terutama Mekkah dan Madinah, untuk mengikuti kuliah dari para guru besar hadis. Pada usia 18 tahun ia menrbitkan kitab pertama Qhadaya shahabah wa tabi’in hapal kitab-kitab hadis karya mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.bersama gurunya, syekh Ishaq, ia menghimpun hadis- hadis sahih dalam satu kitab, dan dari satu juta juta hadis yang diriwayatkan 80.000 rawi disaring menjadi 7.275 hadis.
   Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis sahih, Bukhori menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagi kota guna menemui para rawi hadis, mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya. Diantara kota yang disinggahinya, antara lain Basrah,Mesir, Hijaz (Mekkah,Madinah), Kufah,Baghdad sampai asia barat.di baghdad bukhori sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota itu, ia bertemu dengan 80.000 rawi. Dari merekalah , bukhori mengumpulkan dan menghapal satu juta hadis.Namun tidak semua hadis yang ia hapal kemudian diriwayatkan melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat,diantaranya adalah sanad,riwayat ,kuat.[5]



Menurut Ibnu Hajar Al-asqolani, bukhori menulis sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya, Al-jami’ Ash-shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhori.
Imam bukhori meninggal pada tanggal 31 agustus 870 M (256 H) pada malam idul fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Ia dimakamkan selepas shalat Dzuhur pada hari raya Idul Fitri.[6]

D . IMAM MUSLIM (202-261)
     Nama lengkapnya adalah Al-imam Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-qusyairi An-naisaburi.
Ia dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal  dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi. Dia juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhori dan pernah mendengar  dari guru-guru Al Bukhori dan ulama lain selain mereka .
    orang yang menerima hadis dari Imam Muslim, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya.ia juga menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab sahihnya yang dikenal dengan shahih muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari shahih bukhori.kedua kitab hadis shahih ini, shahih bukhori dan shohih muslim, biasa disebut dengan Ash-shahihain. Kedua tokoh hadis ini biasa disebut Asy-Syaikhani atau Asy-Syaikhainii, yang berarti dua orang tua, yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadis . Imam Al-ghazali dalam kitab ihya’ ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya. Beliau belajar sejak hadis sejak usia dini, yaitu saat ia berusia 16 tahun , yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak,Syam,Mesir,dan negara-negara lainnya.
     Imam muslim wafat pada minggu sore dan dikebumikan di kampung nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisaburi, pada hari senin , 25 Rajab 261 H/5 Mei 875 M dalam usia 55 tahun.
Imam bukhori meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, diantaranya Al-jami’ Ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Shahih Muslim, Al-Musnad Al-kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para rawi hadis).
Diantara karya –karya tersebut, yang termasyhur adalah Ash-shahih, yang judul lengkapnya adalah  Al-Musnad Ash-shashih  Al- Muktashar min As-sunan bi naql Al-‘Adl’ an Rasul Allah. Menurut perhitungan M.Fuad ‘ Abd Al-Baqi, kitab ini berisi 3.033 hadis.[7]



E . IMAM  AN-NASA’I (215-303 H)
      Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib bin Ali ibn Abi Bakar ibn sinan An –nasa’i. Ia terkenal dengan nama An-Nasa’i karena dinisbatkan dengan kota nasa’i , salah satu kota di Khurasan. Ia di lahirkan pada tahun 215 Hijriah demikian menurut Adz-Dzahabi, meninggal dunia pada hari senin tanggal 13 shafar 303 hijriah di Palestina, kemudian dikebumikan di Baitul Maqdis.
     Imam An-Nasa’i menerima hadis dari Sa’id, ishaq bin Rawahih. Dan ulama –ulama lainnya dari kalangan tokoh ulama ahli hadis di Khurasan, Hijaz,Irak, Mesir,Syam,dan Jazirah arab. Imam An- Nasa’i  termasuk di antara ulama yang ahli di bidang ini karena ketinggian sanad hadisnya. Menurut para ulama ahli hadis, Imam An-Nasa’i lebih kuat hapalannya daripada dari Imam Musli dan kitab sunan An-nasa’i lebih sedikit hadis dhaifnya setelah hadis bukhori dan shahih muslim. Imam An-Nasa’i pernah meneteap di mesir.
    Karangan – karangan Imam An- Nasa’i yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh pena sejarah antara lain As-Sunan Al-Kubra, As- Sunan Al-Sughra ( kitab ini merupakan bentuk perampingan dari kitab As-Sunan Al-Kubra ).
Imam Nasa’i menyusun banyak karya , di antarnya As-Sunan Al-Kubra, As-sunan Al-mujtaba,Kitab At-Tamyiz, kitab Adhuafa’,Khasa’is Ali, Musnad Malik,Manasik Al-Hajj, dan Tafsir.[8]

F . ABU  DAWUD (202-275)
       Nama lengkapnya Abu Dawud adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin ishaq Basyir bin Syihab ibn Amar bin Amran Al-Azdi As-Sijistiani.
       Abu dawud  adalah seorang perawi hadis yang mengumpulakn sekitar 50.000 hadis lalu memilih dan menuliskan 4.800, di antaranya dalam kitab Sunan Abu Dawud . untuk mengumpulkan hadis, ia bepergian ke Saudi Arabia,Irak,Khurasan,Mesir,Suriah,Nishabur,Marv dan tempat- tempat lain, menjadikannya sebagai salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya.
       Bapak beliau , yaitu Al-Asy’ats bin Ishaq adalah seorang rawi hadis yang meriwayatkan hadis Hamad bin Zaid. Demikian juga saudaranya , muhammad bin Al-Asy’ats, termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmunya, merupakan teman perjalanan Imam Abu Dawud dalam menuntut hadis dari para ulama ahli hadis.


      Imam Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H , ia sudah berada di Baghdad, dan disana , ia melayat ke kediaman Imam Muslim, sebagaimana yang ia katakan, “ Aku menyaksiakn jenzahnya dan menshalatkannya . “ walaupun telah pergi ke negri-negri tetangga sajistan, seperti  hurasan,baghlan,harron,roi,dan naisabur, setelah Imam Abu Dawud masuk kota baghdad , ia diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashrah, dan ia Menerimanya.Akan tetapi , hal itu tidak membuat ia berhenti dalam mencari hadis.
     Imam Abu Dawud menyusun kitabnya di Baghdad. Minat utamanya adalah syariat, jadi kumpulan hadisnya berfokus murni pada hadis tentang syariat. Setiap hadis dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan Al-Quran, begitu pula sanadnya. Dia pernah memperlibatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran perbaikan.Kitab sunan abu dawud diakui oleh mayoritas muslim sebagai salah satu kitab hadis yang paling otenik. Namun mengandung beberapa hadis lem yang lemah.
    Imam Abu Dawud wafat di kota Basrah tanggal 16 syawal 275 H dan dishalatkan jenazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al-Haasyimy. Selama hidupnya Imam Abu Dawud menghasilkan karya-karya di antarnya al-marasil,masa’il al-imam ahmad,al-nasikh wa al- mansukh  dll.[9]

G.    AT-TIRMIDZI (209-279)
 Nama lengkapnya adalah Imam Al-Hafiz Abu Isa Muhammad bin Saurah bin Musa bin Dahhak As-Sulami At-Tirmidzi. Ia adalah salah seorang ahli hadis kenamaan. Dan pengarang berbagai kitab yang masyhur. Ia lahir pada 209 H di kota Tirmidz.
 Kakek Abu Isa At-Tirmidzi berkebangsaan Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmidzi dan menetap di sana . di kota inilah , cucunya bernama Abu Isa dilahirkan. Semenjak kecil Abu Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadis.Untuk keperluan inilah , ia mengembara ke berbagai negri, yaitu hijaz,irak,khurasan, dan lain-lain. Dalam perlawatannya itu, ia banyak mengunjungi ulama besar dan guru hadis untuk mendengar hadis, kemudian menghapalkan dan mencatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika tiba di suatu tempat. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa menggunakannya dengan seorang guru dalam perjalanan menujuu Mekah. Kisah ini akan diuraikan lebih lanjut.
Seetelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar , mencatat berdiskusi, bertukar pikiran, dan mengarang, pada akhi kehidupannya ia mendapat musibah kebutaan. Beberapatahun lamanya, ia hidup sebagai tunanetra. Dalam keadaan seperti inilah , akhirnya At-Tirmidzi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmidz pada malam senin 13 Rajab tahun 279 (8 oktober 892) dalam usia 70 tahun.

   Ia belajar dan meriwayatkan hadis dari ulama-ulama kenamaan. Di antaranya kepada Imam Bukhori , ia mempelajari hadis dan fiqih. Ia juga belajar kepada Imam Muslim Dan Abu Dawud. Bahkan, Tirmidzi belajar pula hadis dari sebagai guru mereka.
 Abu Ya’la Al-Khalil dalam kitabnya Ulumul Hadis menerangkan bahwa Muhammad bin Isa At-tirmidzi adalah seorang penghapal dan ahli hadis yang baik, yang telah diakui oleh para ulama. Ia memiliki kitab sunan dan kitab Al-Jarhu Wa Ta’dil. Hadis-hadisnya diriwayatkan oleh Abu Mahbub dan banyak ulama dan imam yang menjadi panutan dan berilmu luas. Kitabnya Al- Jami’us Sahih merupakan bukti atas keagungan derajatnya, keluasan hapalannya, banyak bacaannya, dan pengetahuannya tentang hadis yang yang sangat mendalam.
  Imam At-Tirmidzi disampin dikenal sebagai ahli dan penghapal hadis yang mengetahui kelemahan-kelemahan dan rawi-rawinya, ia juga dikenal sebagai ahli fiqih yang mewaakili wawasan dan pandangan luas. Barang siapa yang belajar  kitab Jami’nya, ia akan mendapatkan ketinggian ilmu an kedalaman penguasaanya terhadap berbagai mazhab fiqh.
  Imam Tirmidzi memberikan penjelasan sebagai berikut ,’apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang mampu membayar dan ia menerimapemindahan itu, bebasllah orang yang memindahkan piutangnya(muthal) tidak dibolehkan menuntut kepada muhil.itulah salah satu contoh yang menunjukkan kepada kita betapa cemerlangnya pemikiran fiqih Tirmidzi dalam memahami nash-nash hadis, serta betapa luas dan orisinal pandangan itu.[10]


H.    IBNU MAJAH  (207-273)
     Ibnu majah adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota iran. Nama lengkap Imam hadis yang terkenal dengan sebutan neneknya ini adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Ar-Raba’i Al-Qazwini Ibnu Majah. Ia dilahirkan di Qazwin pada tahun 207 H (824 M) ia wafat hari selasa, bulan Ramadhan. Yahun 273 H (887 M).
Sebagaimana halnya para Muhaditsin yang dalam mencari hadis-hadis memerlukan perantauan ilmiah, ia pun berkeliling di beberapa negri untuk menemui dan berguru hadis kepada para ulama hadis. 
      Dari tempat perantauannya itu, ia bertemu muridnya  Imam dan Al-Lais, dan dari merekalah, ia banyakmemperoleh hadis, hadis-hadisnya banyak diriwayatkan oleh orang banyak.
Ibnu Majah menyusun kitab sunan ibnu majah . sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat  dalam sunan ini banyak terdapat hadis dhaif , bahkan tidak sdikit hadis ayng munkar.



      Al-hafid Al-Muzy berpendapat bahwa hadis-hadis Gharib yang terdapat dalam sunan in kebanyakan adalah Dhaif . karena itulah, para ulama mutaqaddimin memandang bahwa kitab Muwatha’  Imam Malik menduduki pokok kelima , bukan sunan ibnu majah .
Selama hidupnya, Ibnu Majah banyak menghasilkan karya , di antaranya Tafsir Al-qur’an A-karim, At-Tarikh, dan sunan ibnu majah.[11]


I.       ABU HURAIRAH ( 598 - 678)
       Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak kecil sudah menjadi yatim. Ketika mudanya ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah masuk Islam dinikahinya. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams (hamba matahari) dan ia dipanggil sebagai Abu Hurairah (ayah/pemilik kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Diriwayatkan atsar oleh Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang mauquf hingga Abu Hurairah. Abdullaah bin Raafi' berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil).
 Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya adalahIbnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dantabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.[12]


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
   Pengertian hadis secara etimologi menurut Ibn Manzhur, kata ‘hadis’ berasal dari bahsa arab, yaitu al hadits jamaknya al hadits, al haditsan, dan al hudtsan.secara etimologi, kata ini memiliki banyak arti, di antaranya al jadid (yang baru) lawan dari al qadim (yang lama), dan al khabar, yang berarti kabar atau berita.
Secara terminologis, para ulama, baik muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda.perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan pleh terbatas dan luasnya objek tinjauan masing masing, yang tertentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya.
   Para perawi hadis yang kita kenal banyak sekali , diantaranya adalah Imam Bukhari Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-ja’fi bin Bardizbah Al-bukhori. Ia dilahirkan bulan syawwal  194 H di negeri Bukhari. Uzbekistan, Asia tengah sehingga lebih dikenal dengan nama Al-Bukhari.ia sangat alim di bidang hadis dan telah menyusun sebuah kitab yang kesahihannya disepakati oleh umat Islam dari zaman dahulu hingga sekarang. Imam bukhori dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama.

Saran
   Saya menyadari bahwa telaah ini belum cukup mampu menguggkap secara detail dan komprehensif. Hal ini karena faktor keterbatasan akses penyusun terhadap tulisan-tulisan  yang tersebar di berbagai media.untuk itu kiranya perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh.





DAFTAR  PUSTAKA


S lahudin.agus,Ulumul Hadis,bandung,pustaka setia cet ke1.2009.
M.M . AzamiM.M . Azami.1992.Metodologi Kritik Hadis.pustaka hidayah
Endang soetari.ibn Hadis : kajian riwayah dan dirayah.bandung :Mimbar Pustaka 2005              Muhammad Ajaj Al –Khatib. As-sunanh qabla At tadwin. Kairo : Maktabah Wahbah.1975
Muhammad Ibn Manzhur.lisan al arab.1992.
http:/en.wikipedia.org/wiki/imam-hanbal.
http:/id.wikipedia.org/wiki/Imam_Tirmidzi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hurairah .




[1].Muhammad Ibn Manzhur.lisan al arab. Juz II .1992.hlm.131
[2] Endang soetari.ibn Hadis : kajian riwayah dan dirayah.bandung :Mimbar Pustaka 2005.hlm.2.
[3] Muhammad Ajaj Al –Khatib. As-sunanh qabla At tadwin. Kairo : Maktabah Wahbah.1975.hal.19.
[4] http:/en.wikipedia.org/wiki/imam-hanbal
[5] Dr.m.agus solahudin,M.Ag.ulumul hadis hal 229-230.
[6]  http://en.wikipedia.org/wiki/bukhori
[7] M.M . Azami. Hlm.165-166.
[8] Dr.m.agus solahudin,M.Ag.ulumul hadis hal 229-230.
[9] Dr.m.agus solahudin,M.Ag.ulumul hadis hal 229-230.
[10] http:/id.wikipedia.org/wiki/Imam_Tirmidzi
[11] Soetari,endang.2005. ilmu hadis:kajian dirayah.bandung: Mimbar Pustaka.
[12] http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hurairah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar