MAKALAH STUDI HADIS
MENGENAL SEJARAH PERAWI HADIS
Dosen pembimbing :
Drs.M. AUNUL HAKIM,M.H

Oleh : Sidrotul
Laily ( 12310076)
BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MALANG
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ………............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah ............................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………..…………….…………...... 2
C.
Tujuan Penulisan
...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi ilmu hadis
…………………………………………………….…..……3
2.2. Sejarah Perawi hadis …………………………………………………………....4
A.Imam Malik bin Ana……….……..............................................................................3
B.Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal
…………………….………………............. . 5
C.Imam Bukhari …………………………………….……………………..........….
. 6
D.Imam Muslim ……………………………………………………………….……. 7
E. Imam An-Nasa’i………………………………………………………………..…
. 8
F.Abu Dawud ………………………
.. . . . ……………………………..………..…. 8
G. At-Tirmidzi ………………………...……….……..…………………………... 10
H.Ibnu Majah…………………………………………………………………….…...10
I .Abu Hurairah………………………………………………………………….…....11
BAB
III PENUTUP
..................................................................................................12
Kesimpulan………………………………………………………………………….12
Saran……………………………………………………………………………….…12
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami
hadirkan atas segala kasih sayang yang telah kami terima, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang bearti.
Makalah yang berjudul Sejarah Para Perawi Hadis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Studi Hadis. Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa penyusun sampaikan terima
kasih tiada terhingga kepada:
1.
Drs.M.AUNUL HAKIM,M.H Selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Atas jasa baik tersebut, penyusun hanya mampu berdoa,
semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai amal kebaikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun telah
berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan, demi
perbaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini membawa manfaat.Amin.
Malang, 13 Mei
2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Umat Islam mengalami kemajuan pada zaman kalsik
(650-1250). Dalam sejarah, puncak kemajuan ini terjadi pada sekitar tahun
650-1000 M. Pada masa ini telah hidup ulama besar, yang tidak sedikit
jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqih, ilmu kalam, filsafat, tasawuf,
sejarah maupun bidang pengetahuan lainnya1. Berdasarkan bukti histories ini
menggambarka bahwa periwayatan dan perkembangan pengetahuan hadits berjalan
seiirng dengan perkembangan pengetahuan lainnya.
Menatap prespektif keilmuan hadis, sungguh pun
ajaran hadis telah ikut mendorong kemajuan umat Islam. Sebab hadits Nabi,
sebagaimana halnya Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut
pengetahuan.
Dengan demikian prespektif keilmuan
hadits, justru menyebabkan kemajuan umat Islam. Bahkan suatu kenyataan yang
tidak boleh luput dari perhatian, adalah sebab-sebab dimana al-Qur’an
diturunkan. Bertolak dari kenyataan ini, Dalam dunia pengetahuan tentang agama
Islam, sebenarnya benih metode sosio-historis telah ada pengikutsertaan
pengetahuan asbab al nuul (sebab-sebab wahyu diturunakan) untuk memahami
al-Qur’an, dan asbab al-wurud (sebab-sebab hadits diucapkan) untuk memahami
al-Sunnah.
Meskipun asbab al-Nuzul dan
asbab al –Wurud terbatas pada peristiwa dan pertanyaan yang mendahului nuzul (turun)
Al-Qur’an dan wurud (disampaikannya) hadits, tetapi kenyataannya justru
tercipta suasana keilmuan pada hadits Nabi SAW. Tak heran jika pada saat ini
muncul berbagai ilmu hadits serta cabang-cabangnya untuk memahami hadits Nabi,
sehingga As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua dapat dipahami serta
diamalkan oleh umat Islam sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasulullah. Disini
saya akan memaparkan sedikit tentang sejarah perawi perawi hadits yang
termashur dalam hadits, yang meliputi sejarah perawi dan berapa hadits yang
sudah diriwayatkan.
B. Rumusan Masalah
2.1 Apa pengertian hadits secara etimologi dan
terminologis ?
2.2 Bagaimanakah sejarah perawi hadits?
C.
Tujuan
Pembahasan
3.1 memahami makna hadits secara etimologi dan
terminologis .
3.2 memahami sejarah perawi hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu Hadis
A. Pengertian
hadis secara etimologi menurut Ibn Manzhur, kata ‘hadis’ berasal dari bahsa
arab, yaitu al hadits jamaknya al hadits, al haditsan, dan
al hudtsan.secara etimologi, kata ini memiliki banyak arti, di antaranya
al jadid (yang baru) lawan dari al qadim (yang lama), dan al khabar,
yang berarti kabar atau berita[1].
Dalam Al Qur’an kata hadis digunakan sebanyak
23 kali berikut ini beberapa contohnya.
a.
Komunikasi
religius risalah atau al qur’an Allah SWT.berfirman
الله نزل احسن الحديث كتبا
(الزمر : 23 )
Allah ta’ala menurunkan secara bertahap
hadis (risalah) yang paling baik dalam bentuk kitab.(Q.S. Az zumar 39)
b. Kisah historis Allah SWT. Berfirman
وهل اتك حديث موسى (طه
: 9 )
Apakah telah sampai kepadamu hadits (kisah)
musa ? (Q.S. Thaha : 9)
B. Pengertian hadis secara terminologis
Secara terminologis, para ulama, baik
muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama ushul, merumuskan pengertian hadis secara
berbeda beda.perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan pleh terbatas dan
luasnya objek tinjauan masing masing, yang tertentu saja mengandung
kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya[2].
كل ما أثرعن النبي صلى الله عليه و سلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة
خلقية أوخلقية.
Segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi
saw., baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat sifat maupun hal ihwal nabi[3].
2.2
Sejarah perawi hadis
Adapun para imam penghimpun hadis itu ada delapan
perawi
A. IMAM MALIK BIN ANAS
(94-179 H)
Imam
Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir
bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di
Madinah pada tanggal 94 H 712 M dan
wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial
tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya
adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke
Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama
Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
dengan demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Kesungguhannya dalam menekuni agama islam telah menjadikan imam malik sebagai seorang panutan di bidang fiqih dan
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
dengan demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Kesungguhannya dalam menekuni agama islam telah menjadikan imam malik sebagai seorang panutan di bidang fiqih dan
hadis. Bahkan, dalam bidang fiqih, ia dikenal
sebagai pendiri salah satu mazhab fiqih yaitu mazhab Maliki.
Imam malik memiliki budi pekerti yang luhur,
sopan santun, lemah lembut, mengasihi fakir miskin dan gemar memberikan bantuan
kepada orang lain. Mengenal sikap pribadi dan kepandaian Imam Malik, beberapa
tokoh terutama oleh An-Nasa’i mengatakan bahwa “ pada sisiku tidak ada orang
yang lebih pandai dari Malik.dia orang yang mulia yang dapat dipercaya serta
paling jujur.” Bahkan, Imam syafi’i mengatakan bahwa Malik adalah hujjatullah
atas makhluknya sudah tabi’in. Setaelah 60 tahun mencurahkan tenaga, harta
benda , dan pikirannya kepada khalayak ramai tentang ilmu islam, pada hari Ahad
tanggal 10 Rabiul awal 179 H/798 M. Imam malik kembali ke rahmatullah dengan
tenang, dalam usia 87 tahun.Kitab
Al-muwattha’ merupakan karya monumental Imam malik dalam bidang hadis.
Tampaknya, Imam malik mengumpulkan banyak sekali bahan dan memilih beberapa
ribu hadis yang dituangkan dalam kitabnya tersebut.jumlah hadis yang terdapat
dalam kitab Al-muwatha’ adalah 1.726, yang terdiri dari 600 hadis marfu’ 613
hadis mauquf 285 hadis maqtu’, dan 28 hadis
mursal.nasib kebanyakan kitab ini tidak diketahui. Namun Imam Malik
termshur karena mazhab pemikirannya, kepribadiannya, keulaan dan kitab al
muwhatta’.
B . AHMAD
BIN MUHAMMAD BIN HANBAL (164-241)
Imam
Ahmad, (nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin hilal bin
Asad Asy-Syaibani Al-marwazi, dikenal juga sebagai Imam Hanbali) lahir di Marw
( saat ini bernama Mary di turmenistan, utara Afghanistan dan utara Iran ) pada
tanggal 20 Rabiul Awal 164 H/ 781 M dan wafat pada tahun 241 H di kota Baghdad,
Irak.
Ia
telah mempelajari hadis sejak kecil dan untuk mempelajari hadis ini, ia pernah
pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz , Yaman, dan negara negara lainnya
sehingga ia menjadi tokoh ulama yang bertaqwa, saleh,dan zuhud. Abu zur’ah
mengatakan bahwa kitab Ahmad bin Hanbal yang sebanyak 12 buah sudah hapal di
luar kepala .Ia menghapal sampai sejuta hadis. Imam Syafi’i mengatakan tentang
diri Imam Ahmad sebagai berikut, “ setelah saya keluar dari Baghdad, tidak ada
orang yang saya tinggalkan di sana yang lebih
terpuji, lebih saleh, dan lebih berilmu dari pada Ahmad bin Hanbal” [4]
Imam Ahmad bin Hanbal telah menyusun sebuah Musnad
, yang di dalamnya terdapat hadis-hadis yang tidak ditemukan oleh orang lain.
Musnad Ahmad bin Hanbal ini terdiri dari 6 jilid yang memuat tidak kurang dari
30.000-40.000 hadis yang telah ia seleksi dari 75.000 hadis.
C. IMAM BUKHORI
(194-256)
Nama
lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah
Al-ja’fi bin Bardizbah Al-bukhori. Ia dilahirkan bulan syawwal 194 H di negeri Bukhari. Uzbekistan, Asia
tengah sehingga lebih dikenal dengan nama Al-Bukhari.ia sangat alim di bidang
hadis dan telah menyusun sebuah kitab yang kesahihannya disepakati oleh umat
Islam dari zaman dahulu hingga sekarang. Imam bukhori dididik dalam keluarga
ulama yang taat beragama.
Dalam
kitab Ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayah Al-Bukhari dikenal sebagai
orang yang wara’ dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang bersifat Syubhat
(ragu-ragu) hukumnya , terlebih hal yang haram. Ia seorang ulama bermazhab
Maliki dan murid Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fih. Ia wafat ketika
bukhori masih kecil.
Imam
Bukhori syek Ad-Dakhili, ulama ahli hadis yang masyhur di bukhoro . pada usia
16 tahun, bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci, terutama Mekkah dan
Madinah, untuk mengikuti kuliah dari para guru besar hadis. Pada usia 18 tahun
ia menrbitkan kitab pertama Qhadaya shahabah wa tabi’in hapal
kitab-kitab hadis karya mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.bersama gurunya,
syekh Ishaq, ia menghimpun hadis- hadis sahih dalam satu kitab, dan dari satu
juta juta hadis yang diriwayatkan 80.000 rawi disaring menjadi 7.275 hadis.
Untuk
mengumpulkan dan menyeleksi hadis sahih, Bukhori menghabiskan waktu selama 16
tahun untuk mengunjungi berbagi kota guna menemui para rawi hadis, mengumpulkan
dan menyeleksi hadisnya. Diantara kota yang disinggahinya, antara lain
Basrah,Mesir, Hijaz (Mekkah,Madinah), Kufah,Baghdad sampai asia barat.di
baghdad bukhori sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin
Hanbali. Dari sejumlah kota itu, ia bertemu dengan 80.000 rawi. Dari merekalah
, bukhori mengumpulkan dan menghapal satu juta hadis.Namun tidak semua hadis
yang ia hapal kemudian diriwayatkan melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan
seleksi yang sangat ketat,diantaranya adalah sanad,riwayat ,kuat.[5]
Menurut Ibnu Hajar Al-asqolani, bukhori
menulis sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya, Al-jami’ Ash-shahih yang
dikenal sebagai Shahih Bukhori.
Imam bukhori meninggal pada tanggal 31 agustus
870 M (256 H) pada malam idul fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Ia
dimakamkan selepas shalat Dzuhur pada hari raya Idul Fitri.[6]
D . IMAM MUSLIM (202-261)
Nama
lengkapnya adalah Al-imam Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-qusyairi
An-naisaburi.
Ia dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan
meninggal dunia pada sore hari Ahad
bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi. Dia juga sudah
belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhori dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhori dan ulama lain
selain mereka .
orang
yang menerima hadis dari Imam Muslim, termasuk tokoh-tokoh ulama pada
masanya.ia juga menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang
paling bermanfaat adalah kitab sahihnya yang dikenal dengan shahih muslim.
Kitab ini disusun lebih sistematis dari shahih bukhori.kedua kitab hadis shahih
ini, shahih bukhori dan shohih muslim, biasa disebut dengan Ash-shahihain.
Kedua tokoh hadis ini biasa disebut Asy-Syaikhani atau Asy-Syaikhainii, yang
berarti dua orang tua, yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadis . Imam
Al-ghazali dalam kitab ihya’ ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang
berarti mereka berdua meriwayatkannya. Beliau belajar sejak hadis sejak usia
dini, yaitu saat ia berusia 16 tahun , yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke
Hijaz, Irak,Syam,Mesir,dan negara-negara lainnya.
Imam
muslim wafat pada minggu sore dan dikebumikan di kampung nasr Abad, salah satu
daerah di luar Naisaburi, pada hari senin , 25 Rajab 261 H/5 Mei 875 M dalam
usia 55 tahun.
Imam bukhori meninggalkan karya tulis yang
tidak sedikit jumlahnya, diantaranya Al-jami’ Ash-Shahih atau lebih
dikenal sebagai Shahih Muslim, Al-Musnad Al-kabir (kitab yang
menerangkan nama-nama para rawi hadis).
Diantara karya –karya tersebut, yang
termasyhur adalah Ash-shahih, yang judul lengkapnya adalah Al-Musnad Ash-shashih Al- Muktashar min As-sunan bi naql Al-‘Adl’
an Rasul Allah. Menurut perhitungan M.Fuad ‘ Abd Al-Baqi, kitab ini berisi
3.033 hadis.[7]
E . IMAM
AN-NASA’I (215-303 H)
Nama
lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib bin Ali ibn Abi Bakar ibn
sinan An –nasa’i. Ia terkenal dengan nama An-Nasa’i karena dinisbatkan dengan
kota nasa’i , salah satu kota di Khurasan. Ia di lahirkan pada tahun 215
Hijriah demikian menurut Adz-Dzahabi, meninggal dunia pada hari senin tanggal
13 shafar 303 hijriah di Palestina, kemudian dikebumikan di Baitul Maqdis.
Imam
An-Nasa’i menerima hadis dari Sa’id, ishaq bin Rawahih. Dan ulama –ulama
lainnya dari kalangan tokoh ulama ahli hadis di Khurasan, Hijaz,Irak,
Mesir,Syam,dan Jazirah arab. Imam An- Nasa’i
termasuk di antara ulama yang ahli di bidang ini karena ketinggian sanad
hadisnya. Menurut para ulama ahli hadis, Imam An-Nasa’i lebih kuat hapalannya
daripada dari Imam Musli dan kitab sunan An-nasa’i lebih sedikit hadis dhaifnya
setelah hadis bukhori dan shahih muslim. Imam An-Nasa’i pernah meneteap
di mesir.
Karangan
– karangan Imam An- Nasa’i yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh pena
sejarah antara lain As-Sunan Al-Kubra, As- Sunan Al-Sughra ( kitab ini
merupakan bentuk perampingan dari kitab As-Sunan Al-Kubra ).
Imam Nasa’i menyusun banyak karya , di
antarnya As-Sunan Al-Kubra, As-sunan Al-mujtaba,Kitab At-Tamyiz, kitab Adhuafa’,Khasa’is
Ali, Musnad Malik,Manasik Al-Hajj, dan Tafsir.[8]
F . ABU
DAWUD (202-275)
Nama
lengkapnya Abu Dawud adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin ishaq Basyir
bin Syihab ibn Amar bin Amran Al-Azdi As-Sijistiani.
Abu
dawud adalah seorang perawi hadis yang
mengumpulakn sekitar 50.000 hadis lalu memilih dan menuliskan 4.800, di
antaranya dalam kitab Sunan Abu Dawud . untuk mengumpulkan hadis, ia
bepergian ke Saudi Arabia,Irak,Khurasan,Mesir,Suriah,Nishabur,Marv dan tempat-
tempat lain, menjadikannya sebagai salah seorang ulama yang paling luas
perjalanannya.
Bapak
beliau , yaitu Al-Asy’ats bin Ishaq adalah seorang rawi hadis yang meriwayatkan
hadis Hamad bin Zaid. Demikian juga saudaranya , muhammad bin Al-Asy’ats,
termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmunya, merupakan teman
perjalanan Imam Abu Dawud dalam menuntut hadis dari para ulama ahli hadis.
Imam
Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun.
Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H , ia sudah berada di Baghdad, dan
disana , ia melayat ke kediaman Imam Muslim, sebagaimana yang ia katakan, “ Aku
menyaksiakn jenzahnya dan menshalatkannya . “ walaupun telah pergi ke
negri-negri tetangga sajistan, seperti hurasan,baghlan,harron,roi,dan
naisabur, setelah Imam Abu Dawud masuk kota baghdad , ia diminta oleh Amir Abu
Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashrah, dan ia Menerimanya.Akan
tetapi , hal itu tidak membuat ia berhenti dalam mencari hadis.
Imam
Abu Dawud menyusun kitabnya di Baghdad. Minat utamanya adalah syariat, jadi
kumpulan hadisnya berfokus murni pada hadis tentang syariat. Setiap hadis dalam
kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan Al-Quran, begitu pula sanadnya. Dia
pernah memperlibatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran
perbaikan.Kitab sunan abu dawud diakui oleh mayoritas muslim sebagai salah satu
kitab hadis yang paling otenik. Namun mengandung beberapa hadis lem yang lemah.
Imam
Abu Dawud wafat di kota Basrah tanggal 16 syawal 275 H dan dishalatkan
jenazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al-Haasyimy. Selama hidupnya Imam Abu
Dawud menghasilkan karya-karya di antarnya al-marasil,masa’il al-imam
ahmad,al-nasikh wa al- mansukh dll.[9]
G. AT-TIRMIDZI (209-279)
Nama lengkapnya adalah Imam Al-Hafiz
Abu Isa Muhammad bin Saurah bin Musa bin Dahhak As-Sulami At-Tirmidzi. Ia
adalah salah seorang ahli hadis kenamaan. Dan pengarang berbagai kitab yang
masyhur. Ia lahir pada 209 H di kota Tirmidz.
Kakek Abu Isa At-Tirmidzi berkebangsaan
Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmidzi dan menetap di sana . di kota inilah ,
cucunya bernama Abu Isa dilahirkan. Semenjak kecil Abu Isa sudah gemar
mempelajari ilmu dan mencari hadis.Untuk keperluan inilah , ia mengembara ke
berbagai negri, yaitu hijaz,irak,khurasan, dan lain-lain. Dalam perlawatannya
itu, ia banyak mengunjungi ulama besar dan guru hadis untuk mendengar hadis,
kemudian menghapalkan dan mencatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika
tiba di suatu tempat. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa
menggunakannya dengan seorang guru dalam perjalanan menujuu Mekah. Kisah ini
akan diuraikan lebih lanjut.
Seetelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar , mencatat berdiskusi,
bertukar pikiran, dan mengarang, pada akhi kehidupannya ia mendapat musibah
kebutaan. Beberapatahun lamanya, ia hidup sebagai tunanetra. Dalam keadaan
seperti inilah , akhirnya At-Tirmidzi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmidz pada
malam senin 13 Rajab tahun 279 (8 oktober 892) dalam usia 70 tahun.
Ia belajar dan meriwayatkan hadis
dari ulama-ulama kenamaan. Di antaranya kepada Imam Bukhori , ia mempelajari
hadis dan fiqih. Ia juga belajar kepada Imam Muslim Dan Abu Dawud. Bahkan,
Tirmidzi belajar pula hadis dari sebagai guru mereka.
Abu Ya’la Al-Khalil dalam kitabnya Ulumul
Hadis menerangkan bahwa Muhammad bin Isa At-tirmidzi adalah seorang
penghapal dan ahli hadis yang baik, yang telah diakui oleh para ulama. Ia
memiliki kitab sunan dan kitab Al-Jarhu Wa Ta’dil. Hadis-hadisnya diriwayatkan
oleh Abu Mahbub dan banyak ulama dan imam yang menjadi panutan dan berilmu
luas. Kitabnya Al- Jami’us Sahih merupakan bukti atas keagungan derajatnya,
keluasan hapalannya, banyak bacaannya, dan pengetahuannya tentang hadis yang
yang sangat mendalam.
Imam At-Tirmidzi disampin dikenal
sebagai ahli dan penghapal hadis yang mengetahui kelemahan-kelemahan dan
rawi-rawinya, ia juga dikenal sebagai ahli fiqih yang mewaakili wawasan dan
pandangan luas. Barang siapa yang belajar
kitab Jami’nya, ia akan mendapatkan ketinggian ilmu an kedalaman
penguasaanya terhadap berbagai mazhab fiqh.
Imam Tirmidzi memberikan penjelasan
sebagai berikut ,’apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain
yang mampu membayar dan ia menerimapemindahan itu, bebasllah orang yang memindahkan
piutangnya(muthal) tidak dibolehkan menuntut kepada muhil.itulah salah satu
contoh yang menunjukkan kepada kita betapa cemerlangnya pemikiran fiqih
Tirmidzi dalam memahami nash-nash hadis, serta betapa luas dan orisinal
pandangan itu.[10]
H. IBNU MAJAH
(207-273)
Ibnu majah adalah nama nenek moyang yang
berasal dari kota Qazwin, salah satu kota iran. Nama lengkap Imam hadis yang
terkenal dengan sebutan neneknya ini adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid
Ar-Raba’i Al-Qazwini Ibnu Majah. Ia dilahirkan di Qazwin pada tahun 207 H (824
M) ia wafat hari selasa, bulan Ramadhan. Yahun 273 H (887 M).
Sebagaimana
halnya para Muhaditsin yang dalam mencari hadis-hadis memerlukan perantauan
ilmiah, ia pun berkeliling di beberapa negri untuk menemui dan berguru hadis
kepada para ulama hadis.
Dari tempat perantauannya itu, ia bertemu
muridnya Imam dan Al-Lais, dan dari
merekalah, ia banyakmemperoleh hadis, hadis-hadisnya banyak diriwayatkan oleh
orang banyak.
Ibnu Majah
menyusun kitab sunan ibnu majah . sunan ini merupakan salah satu
sunan yang empat dalam sunan ini banyak
terdapat hadis dhaif , bahkan tidak sdikit hadis ayng munkar.
Al-hafid Al-Muzy berpendapat bahwa
hadis-hadis Gharib yang terdapat dalam sunan in kebanyakan adalah
Dhaif . karena itulah, para ulama mutaqaddimin memandang bahwa kitab Muwatha’ Imam Malik menduduki pokok kelima , bukan sunan
ibnu majah .
Selama
hidupnya, Ibnu Majah banyak menghasilkan karya , di antaranya Tafsir
Al-qur’an A-karim, At-Tarikh, dan sunan ibnu majah.[11]
I. ABU HURAIRAH ( 598 - 678)
Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak kecil sudah menjadi yatim. Ketika
mudanya ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah masuk
Islam dinikahinya. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams (hamba matahari) dan ia dipanggil
sebagai Abu Hurairah (ayah/pemilik kucing) karena suka
merawat dan memelihara kucing. Diriwayatkan atsar oleh Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang mauquf hingga Abu Hurairah. Abdullaah bin Raafi'
berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah
yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah,
sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu
bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil
(Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari
telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku
diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil).
Abu Hurairah adalah
sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu
sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya adalahIbnu
Abbas, Ibnu
Umar, Anas
bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam
Bukhari pernah berkata: "Tercatat
lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dantabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu
Hurairah".
Marwan
bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan
Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa
hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan
memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia
sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.Salah satu kumpulan
fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu
Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.[12]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian hadis secara etimologi menurut Ibn Manzhur, kata ‘hadis’
berasal dari bahsa arab, yaitu al hadits jamaknya al hadits, al
haditsan, dan al hudtsan.secara etimologi, kata ini memiliki banyak
arti, di antaranya al jadid (yang baru) lawan dari al qadim (yang lama),
dan al khabar, yang berarti kabar atau berita.
Secara terminologis, para ulama, baik muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama
ushul, merumuskan pengertian hadis secara berbeda beda.perbedaan pandangan
tersebut lebih disebabkan pleh terbatas dan luasnya objek tinjauan masing
masing, yang tertentu saja mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang
didalaminya.
Para perawi hadis yang kita kenal banyak
sekali , diantaranya adalah Imam Bukhari Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
bin Mughirah Al-ja’fi bin Bardizbah Al-bukhori. Ia dilahirkan bulan
syawwal 194 H di negeri Bukhari.
Uzbekistan, Asia tengah sehingga lebih dikenal dengan nama Al-Bukhari.ia sangat
alim di bidang hadis dan telah menyusun sebuah kitab yang kesahihannya
disepakati oleh umat Islam dari zaman dahulu hingga sekarang. Imam bukhori
dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama.
Saran
Saya
menyadari bahwa telaah ini belum cukup mampu menguggkap secara detail dan
komprehensif. Hal ini karena faktor keterbatasan akses penyusun terhadap
tulisan-tulisan yang tersebar di
berbagai media.untuk itu kiranya perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
S lahudin.agus,Ulumul
Hadis,bandung,pustaka setia cet ke1.2009.
M.M . AzamiM.M
. Azami.1992.Metodologi Kritik Hadis.pustaka hidayah
Endang soetari.ibn
Hadis : kajian riwayah dan dirayah.bandung :Mimbar Pustaka 2005 Muhammad
Ajaj Al –Khatib. As-sunanh qabla At tadwin. Kairo : Maktabah Wahbah.1975
Muhammad Ibn Manzhur.lisan
al arab.1992.
http:/en.wikipedia.org/wiki/imam-hanbal.
http:/id.wikipedia.org/wiki/Imam_Tirmidzi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hurairah
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar